Search

Jeblok Lagi, Penurunan Euro Semakin "Gila"

Jeblok Lagi, Penurunan Euro Semakin "Gila"

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (3/9/19) hingga mencapai level terlemah sejak 15 Mei 2017. Kondisi ekonomi zona euro yang memburuk membuat spekulasi pemangkasan suku bunga European Central Bank (ECB) kian menguat hingga menekan mata uang 19 negara ini.

Euro sempat anjlok ke US$ 1,0924 sebelum memangkas pelemahan dan berada di level US$ 1,0946 atau melemah 0,14% pada pukul 20:46 WIB di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.

Hingga hari ini, euro sudah melemah dalam tujuh hari beruntun melawan dolar AS. Pada Senin kemarin Presiden AS menyebut penurunan tersebut sebagai hal yang "gila", kini dengan kembali jebloknya euro, maka penurunannya menjadi semakin "gila".

"Penurunan euro melawan dolar AS 'Gila', memberikan mereka keunggulan kompetitif yang besar untuk ekspor dan industri manufakturnya... dan The Fed TIDAK MELAKUKAN APA-APA," kata Trump melalui akun Twitternya Senin kemarin sebagaimana dilansir Reuters

Presiden Trump geram akibat pelemahan euro yang dapat memberikan keunggulan kompetitif dari segi perdagangan internasional. Produk-produk dari Benua Biru tentunya menjadi lebih murah, dan permintaan bisa saja meningkat.


Namun pada kenyataannya, Jerman sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar di Eropa dan mengandalkan ekspor sebagai roda penggerak perekonomian, masih mengalami kesulitan.

Data yang dirilis oleh ISH Markit Senin kemarin menunjukkan sektor manufaktur Negeri Panser sudah berkontraksi dalam delapan bulan beruntun. Hal yang sama juga terjadi pada zona euro secara keseluruhan, sektor manufakturnya berkontraksi dalam delapan bulan beruntun. 

Akibatnya pelaku pasar memprediksi ECB akan memangkas suku bunganya pada pekan depan guna memberikan stimulus ke perekonomian. Melansir Reuters, pelaku pasar kini melihat peluang sebesar 80% ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 20 basis poin.

Tidak hanya itu, ECB juga diprediksi akan kembali mengaktifkan program pembelian aset (surat berharga dan obligasi pemerintah) atau yang dikenal dengan quantitative easing, sehingga pada pekan depan akan ada paket stimulus moneter.


Risalah rapat kebijakan moneter ECB bulan Juli yang dirilis pada 22 Agustus lalu menunjukkan para anggota dewan mulai cemas akan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari prediksi dan gelontoran paket stimulus moneter dianggap jalan terbaik untuk meredam pelambatan.

Semakin besar paket stimulus yang akan dikucurkan nantinya, tentunya akan semakin menekan euro.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jeblok Lagi, Penurunan Euro Semakin "Gila""

Post a Comment

Powered by Blogger.