Cetak Quattrick, IHSG Siap Menatap Penguatan Kelima Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa Rabu (16/10/2019) kembali ditutup naik 11 poin atau menguat 0,19% ke level 6.169,59. Ibarat sebuah pertandingan sepak bola, IHSG mencatatkan quattrick karena membukukan kenaikan keempat kali secara beruntun.

Pelaku pasar dalam negeri cukup optimistis terhadap kinerja IHSG dengan persentase penguasaan perdagangan hari ini mencapai 72%. Sedangkan sisanya 28% ditransaksikan oleh investor asing. Nilai perdagangan meningkat Rp 271 miliar menjadi Rp 8,86 triliun, yang menandakan antusiasme pelaku pasar pada instrumen berisiko tersebut meningkat.

Secara teknikal, IHSG sedang dalam tahap melanjutkan tren penguatan jangka pendeknya, hal ini tercermin dari posisinya yang masih bergerak di atas rata-ratanya dalam lima dan dua puluh hari terakhir (moving average/MA5/MA20), yang diwakili garis berwarna hijau dan ungu pada grafik.

Terbentuknya pola dragonfly doji pada perdagangan hari ini menggambarkan bahwa tekanan beli masih mendominasi, ketika IHSG hari ini sempat tertekan hingga masuk ke zona merah.

Menurut indikator teknikal Moving Average Convergence/Divergence (MACD) IHSG masih berada di area negatif, tetapi membentuk pola persilangan naik (golden cross) yang menandakan kecenderungan menguat.

Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, IHSG

IHSG memulai perdagangan hari ini dengan penguatan lumayan sebesar 0,2% karena terimbas penguatan bursa Wall Street pada penutupan pagi. Empat menit setelah pembukaan, IHSG menyentuh level tertingginya di level 6.183.

Selepas itu IHSG cenderung turun karena minimnya katalis positif, khususnya dari dalam negeri setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data neraca dagang September yang defisit US$ 160 juta atau setara Rp 2,24 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$), kemarin Selasa (15/10/2019).

Hingga penutupan perdagangan saham sesi I, IHSG ditutup melemah 0,15% ke level 6.148,74. Memasuki babak kedua, IHSG bergerak fluktuatif antara zona merah dan hijau namun berakhir secara positif.

Selain mencermati pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk kedua kalinya sebagai Presiden Republik Indonesia pada Minggu (20/10/2019), pelaku pasar juga akan mencermati susunan menteri dalam kabinetnya, karena akan mempengaruhi kinerja perekonomian ke depannya.

Selain itu, beberapa emiten dalam negeri akan merilis kinerja keuangannya untuk kuartal ketiga. Tentu saja beberapa saham akan sangat bervolatilitas kinerjanya karena pelaku pasar akan menyesuaikan kinerja emiten tersebut pada harga saham yang ada di pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/yam)