Duh, Kopi Indonesia Digoyang Isu Zat Berbahaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu tak sedap kembali menerpa produk komoditas Indonesia. Produk kopi asal Indonesia dilaporkan diduga mengandung herbisida glyphosate atau glifosat di atas batas ambang yang ditentukan.

Laporan Bloomberg, mengungkapkan produsen makanan dan minuman Nestle SA yang berbasis di Swiss yang juga perusahaan roaster kopi terbesar ini sedang meningkatkan pengawasan produk kopi yang mereka beli dari para pemasok.

Hal ini dilakukan setelah Nestle mendapati hasil uji bijih kopi dari pemasok beberapa negara yang menunjukkan kadar glisofat pada obat pembasmi hama rumput melebihi batas ambang yang ditetapkan oleh regulator. Glisofat merupakan zat yang biasa terkandung pada obat pembasmi hama rumput atau tanaman.

Berdasarkan memo yang diperoleh Bloomberg, pemeriksaan efektif mulai 1 Oktober 2019, yang diinformasikan kepada pemasok bijih kopi asal Indonesia dan juga Brasil.Banyak negara telah melarang penggunaan glisofat untuk obat pembasmi tanaman. Bahan kimia glisofat dipercaya menjadi penyebab kanker.

"Kami secara aktif mengawasi residu kimia, termasuk glisofat, pada setiap bijih kopi yang kami beli," jelas pernyataan Nestle.

Menanggapi masalah ini, Hutama Sugandhi, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan kepada CNBC Indonesia, bahwa persoalan ini akan diselidiki.

"Ini isu baru, saya akan selidiki," kata Sugandhi.

Namun, ia mengatakan sangat kecil peluang masalah kandungan glisofat pada produk kopi Indonesia. Ia beralasan, 98% kopi Indonesia berasal dari petani kecil yang mana kecil peluangnya para petani menggunakan obat pembasmi rumput.

"Nggak mungkin kuat membeli obat itu, per liter berapa ratus ribu rupiah, beli pupuk yang lebih murah saja, petani sulit," katanya.

Ia mengatakan obat pembasmi hama tanaman atau rumput biasanya digunakan oleh perkebunan kopi skala besar. Tujuannya untuk mempercepat proses penyediaan lahan dan perawatan tanaman dari rumput yang menghambat pertumbuhan pohon kopi.

(hoi/hoi)