Politik Naik-Turun, IHSG Tak Nyaman Sempat di Bawah 6.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Para analis menyatakan sentimen yang menekan baik eksternal dan domestik membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan keluar dari level psikologis 6.000 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (7/10/2019).Data perdagangan Bursa Efek Indonesia, hingga pukul 15.30 WIB menunjukkan, IHSG terkoreksi 1,1% ke level 5.994.59 poin. Sepanjang tahun berjalan, kinerja IHSG minus 3,23%.
IHSG tak sendirian melemah, bursa saham lainnya di Asia Tenggara juga tak luput dari koreksi: indeks Nikkei melemah 0,16%, disusul melemahnya indeks Hang Seng 1,11%. Hanya indeks Strait Times yang melaju di zona hijau dengan penguatan 0,71%.
Analis Profindo Sekuritas Dimas Wahyu saat dihubungi CNBC Indonesia mengungkapkan, sentimen yang menekan laju IHSG hari ini datang dari domestik dan global. Ia memperkirakan, IHSG hari ini bakal menembus batas bawah di posisi 5.950.
Dari domestik, sentimen negatif bagi pasar saham datang dari rilis angka cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI). Per September 2019, BI mencatat cadangan devisa Indonesia berada di level US$ 124,3 miliar, turun US$ 2,1 miliar jika dibandingkan posisi per akhir Agustus yang senilai US$ 126,4 miliar.
BI menyebut bahwa penurunan cadangan devisa pada bulan lalu utamanya dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan berkurangnya penempatan valas perbankan di bank sentral.
Sentimen lainnya, kata Dimas yang juga menjadi perhatian pelaku pasar adalah eskalasi perang dagang AS dan Eropa serta menguatnya asa damai dagang AS dengan China pekan ini.
"Ini membuat investor keluar terlebih dahulu dari market," ungkap Dimas Wahyu, Senin (7/10/2019).
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mencermati, pasar saham sedang dikepung pelbagai sentimen negatif, terutama datang dari faktor eksternal. Hal ini ditambah lagi kondisi pasar yang belum kondusif menjelang pelantikan kabinet baru pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Saat ini market sedang dikepung sentimen negatif, dampak dari eksternal relatif besar, stabilitas politik naik turun, ini yang membuat pasar tidak nyaman," kata Alfred kepada CNBC Indonesia, Senin (7/10/2019).
Kondisi ini, ditambah Alfred, kecenderungan pelaku pasar untuk melakukan aksi jual investor asing di pasar saham, tentunya kondisi ini menyebabkan pasar saham domestik kian rentan terhadap pelemahan.
CNBC Indonesia mencatat, sepanjang tahun berjalan, inevstor asing melakukan aksi jual Rp 17,02 triliun di pasar reguler. Sedangkan, hingga sore ini, pelaku pasar asing melepas Rp 83,93 miliar di seluruh pasar. (hps/hps)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Politik Naik-Turun, IHSG Tak Nyaman Sempat di Bawah 6.000"
Post a Comment