Resesi Dunia: Mitos yang Mewujud atau Fakta yang Tertunda?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Senin (7/10/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat di awal perdagangan akhirnya berakhir dengan melemah 1% (60 poin) ke level 6.000,58.Pelemahan IHSG yang kian mendekati 'kepala lima' alias level psikologis 5.000 ini terjadi tatkala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Straits Times menguat 0,76%, indeks Kospi naik 0,05%, meski indeks Nikkei tertekan 0,16%.
Artinya, pemicu koreksi di bursa Indonesia ini cenderung bersifat laten oleh sentimen domestik mengingat pergerakan angin psikologi di bursa global cenderung bercampur (mixed).
Presiden Fed Kansas Esther George dalam Pertemuan Tahunan National Association for Business, pada Senin (7/10/2019) dini hari waktu Indonesia Barat mengatakan perekonomian AS dalam kondisi baik dengan inflasi rendah, angka pengangguran terjaga, dan outlook pertumbuhan yang menjanjikan.
Angin positif dari lembaga moneter AS itu muncul di tengah sinyal buruk seputar perang dagang di mana Wakil Perdana Menteri Liu He, kepala negosiator China, mengatakan bahwa tawarannya kepada AS tidak akan mencakup komitmen reformasi kebijakan industri Cina atau subsidi pemerintah, seperti dikutip dari Bloomberg (6/10/2019).
Pembalikan arah IHSG terjadi setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) di bawah ekspektasi pasar, yakni melemah US$ 2,2 miliar menjadi US$ 124,3 miliar. Rupiah kemarin juga melemah 0,18% ke Rp 14.155 per dolar Amerika Serikat (AS).
Secara
year to date, IHSG masih terkoreksi 3,13% sejak awal tahun hingga saat ini. Koreksi ini berpeluang berlanjut jika sentimen eksternal kembali memburuk, di tengah minimnya katalis positif dari dalam negeri.BERLANJUT KE HAL 2>>>
(ags/ags)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Resesi Dunia: Mitos yang Mewujud atau Fakta yang Tertunda?"
Post a Comment