Search

Hantu Resesi Mulai Hilang, Harga Batu Bara Menguat

Hantu Resesi Mulai Hilang, Harga Batu Bara Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara acuan global, Newcastle kembali menguat seiring dengan surutnya kekhawatiran akan resesi perekonomian.

Pada perdagangan hari Senin (19/8/2019), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman September ditutup menguat 0,46% ke level US$ 65,75/metrik ton.

Pekan lalu, harga batu bara tercatat anjlok hingga 6,23% secara point-to-point.

Sebelumnya harga batu bra tertekan oleh adanya isu resesi yang diprediksi menghantam perekonomian AS.

Isu tersebut menyeruak setelah terjadi inversi pada imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor pendek dan panjang. Pada hari Kamis (15/8/2019), yield obligasi tenor 2 tahun lebih tinggi dibanding tenor 10 tahun. Artinya investor melihat risiko perekonomian jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang.

Kala itu investor banyak mengacu pada kejadian serupa yang terjadi pada tahun 2007. Pasca terjadinya inversi yield obligasi tenor 2 dan 10 tahun, terjadi krisis keuangan global tahun 2008.

Namun perlahan, investor mulai menyadari bahwa risiko perekonomian saat ini lebih disebabkan oleh ketidakpastian perang dagang AS-China. Hingga saat ini kedua negara masih belum mau untuk meneken kesepakatan.

Risiko tersebut berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2007, di mana kala itu investor melihat kesalahan fundamental ekonomi yaitu masalah likuiditas di pasar subprime mortgage loan (Kredit Pemilikan Rumah/KPR) AS.

Kini, inversi tersebut sudah tidak terjadi lagi sehingga pelaku pasar bisa lebih nyaman melakukan aktivitas perdagangan.

Selain itu, beberapa negara besar dunia telah menyiapkan berbagai stimulus untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Pada Sabtu pekan lalu (17/8/2019), pemerintah China telah mengumumkan rencana reformasi penetapan suku bunga acuan, yang akan berlaku efektif pada Selasa, 20 Agustus ini. Hari ini, People Bank of China (PBoC) untuk pertama kalinya akan mengumumkan Loan Prime Rate (LPR) secara bulanan dengan mekanisme yang baru.

"Reformasi" ini merupakan ikhtiar Negeri Panda itu guna mempercepat akselerasi penurunan bunga kredit di sektor riil, sehingga membantu menggulirkan perekonomian seiring dengan turunnya biaya pendanaan (cost of fund).

Di Eropa, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menyatakan Berlin bakal menyediakan tambahan belanja senilai 50 miliar euro (US$ 55 miliar) atau setara dengan Rp 791 triliun. Tambahan ini dipastikan akan membantu mempercepat perputaran roda perekonomian terbesar di zona Euro tersebut.

Dari AS, pejabat Gedung Putih telah mendiskusikan peluang pemangkasan pajak pendapatan gaji warga AS untuk sementara waktu, guna mendorong ekonomi AS. Sebagaimana diketahui, 67% produk domestik bruto (PDB) AS berasal dari aktivitas konsumsi.

Dengan adanya stimulus di negara-negara besar tersebut, kemungkinan dampaknya juga akan meluas.

Perlu diketahui bahwa AS merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yang disusul oleh China di posisi kedua. Sementara Jerman ada di posisi keempat.

Setidaknya dengan begitu permintaan energi, yang salah satunya berasal dari batu bara, dapat terjaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hantu Resesi Mulai Hilang, Harga Batu Bara Menguat"

Post a Comment

Powered by Blogger.