Search

Jurus Sakti PBoC Dorong Ekonomi China: Loan Prime Rate

Jurus Sakti PBoC Dorong Ekonomi China: Loan Prime Rate

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China, People's Bank of China (PBoC) telah mengubah cara pemberi pinjaman dalam menetapkan suku bunganya.

Langkah ini diharapkan membuat biaya pinjaman lebih rendah pada saat ekonomi China membutuhkan amunisi.

Pertumbuhan di China sedang melambat akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang tampaknya akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Otoritas China telah menggunakan langkah-langkah moneter dan fiskal untuk mendorong aktivitas ekonomi, tetapi analis mengatakan segmen ekonomi tertentu mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan.

"Ini adalah langkah yang disambut baik dalam menurunkan biaya pinjaman terutama untuk bisnis kecil, dan itu datang pada saat yang penting karena pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China berisiko turun di bawah 6% pada tahun 2020 akibat tarif AS untuk barang-barang China berulang kali meningkat," tulis analis dari United Overseas Bank Singapura seperti dikutip Selasa (20/8/2019).

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan China di angka 6,2% pada 2019 dan 6% pada 2020. Tetapi perkiraan itu dibuat sebelum perang dagang AS-China meningkat. Hal ini diperkirakan akan menyebabkan lebih banyak tarif impor yang diterapkan pada barang-barang China pada bulan September dan Desember.

Jurus Sakti PBoC Dorong Ekonomi China: Loan Prime RateFoto: PBOC (REUTERS/Jason Lee)

Reformasi Suku Bunga

Berbeda dengan Federal Reserve AS, bank sentral China tidak memiliki alat kebijakan moneter utama. Sebaliknya, PBoC menggunakan berbagai metode untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Salah satu alat itu adalah loan prime rate (LPR) atau suku bunga yang dibebankan bank kepada pelanggan 'premium' mereka yang paling layak kredit. Pada Sabtu, China mengumumkan bahwa LPR akan diperbarui mulai bulan ini.

Perubahan akan meliputi:

  • Mendorong pemberi pinjaman komersial untuk menggunakan suku bunga pinjaman khusus, dan tidak menggunakan suku bunga pinjaman acuan, sebagai referensi untuk menentukan harga pinjaman baru.
  • Meningkatkan jumlah lembaga keuangan yang dapat berpartisipasi dalam mengirimkan quotation LPR, dari 10 menjadi 18 entitas.
  • Menetapkan LPR pada tanggal 20 setiap bulannya, bukan setiap hari.
  • Mewajibkan bank panel untuk menghubungkan catatan LPR mereka dengan tingkat fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF). Ini merupakan fasilitas pendanaan yang diperluas PBoC ke pemberi pinjaman komersial.

LPR yang dikeluarkan pada Oktober 2013, dimaksudkan untuk lebih mencerminkan permintaan pasar akan dana dibandingkan dengan suku bunga acuan. Sayangnya, hal itu tidak berhasil.

Salah satu alasannya adalah bahwa banyak bank, yang berupaya untuk melindungi margin keuntungan mereka, menolak untuk memberi harga pinjaman yang jauh lebih rendah dari suku bunga pinjaman acuan. Mengutip CNBC International, suku bunga pinjaman acuan ini belum disesuaikan sejak Oktober 2015. Karena suku bunga pinjaman dibebankan ke pelanggan terbaik dan yang paling rendah risiko, angka itu menjadi tingkat bunga minimum tidak resmi bagi pinjaman bank di China.

Pinjaman Bank yang Lebih Murah

PBoC mengatakan batas bawah implisit suku bunga pinjaman bank adalah alasan penting mengapa biaya pinjaman secara keseluruhan di China belum turun meskipun suku bunga lainnya yang lebih sensitif terhadap permintaan pasar dan pasokan telah turun.

Alat lain yang digunakan PBoC untuk menyesuaikan kebijakan moneter adalah lending facility rate jangka menengah. Itu dianggap lebih selaras dengan dinamika penawaran-permintaan di pasar uang China.

Tingkat satu tahun untuk MLF terakhir ada di kisaran 3,3%. Angka ini lebih rendah dari suku bunga acuan PBoC sebesar 4,35%.

Menghubungkan LPR baru dengan lending facility rate jangka menengah diperkirakan akan menurunkan LPR. Jika LPR turun, maka biaya pinjaman keseluruhan juga akan turun.

Hal itu sudah terbukti. Pada hari Selasa, hari pertama reformasi baru, LPR jangka waktu satu tahun yang baru ditetapkan sebesar 4,25%. Angka ini turun dari 4,31% sebelumnya. Sementara LPR jangka waktu lima tahun yang baru diperkenalkan adalah sebesar 4,85%. Angka ini di bawah tolok ukur lima tahun sebesar 4,9%.

Secara teoritis, hal itu seharusnya menyebabkan tingkat bunga lebih rendah untuk pinjaman bank baru pada bisnis dan rumah tangga.

Kebijakan Moneter yang Lebih Efektif

China selama bertahun-tahun telah mencoba mengubah cara suku bunga bekerja dalam ekonominya. Negara ini ingin lebih sejalan dengan praktik bank sentral di negara-negara ekonomi utama, utamanya dalam hal menyesuaikan tingkat suku bunga dana jangka pendek untuk memengaruhi biaya pinjaman dalam ekonomi yang lebih luas.

Hingga saat ini China masih memberlakukan sistem command economy atau ekonomi yang direncanakan secara terpusat. Ini berarti bank sentralnya menentukan di mana tingkat suku bunga untuk pinjaman dan simpanan bank seharusnya berada.

Tetapi karena ekonomi China semakin terbuka dan memasuki pasar global, PBoC telah memberi para pemberi pinjaman komersial lebih banyak kelonggaran dalam menetapkan suku bunga selama bertahun-tahun.

Meski begitu, bank lebih suka menggunakan suku bunga acuan PBoC sebagai referensi untuk menentukan harga pinjaman mereka. Langkah ini membatasi aliran perubahan kebijakan moneter ke ekonomi yang lebih luas. Tetapi reformasi tingkat suku bunga terbaru dapat membuat langkah-langkah dukungan moneter lebih efektif pada saat ekonomi China menghadapi perang dagang dengan AS.

"Perubahan ini tidak secara otomatis membawa penurunan suku bunga, tetapi itu menetapkan tahapan bagi PBoC untuk mencapai itu," tulis analis dari bank Prancis Societe Generale dalam catatan Minggu.

"Kami berpikir bahwa PBOC akan berusaha keras untuk membuat suku bunga yang lebih rendah terjadi dengan bantuan sistem baru, karena ekonomi sangat membutuhkan lebih banyak dukungan kebijakan moneter."

(dru)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jurus Sakti PBoC Dorong Ekonomi China: Loan Prime Rate"

Post a Comment

Powered by Blogger.