Search

Yield Obligasi Jerman Minus, Trump Nyinyir dan Salahkan The Fed

Yield Obligasi Jerman Minus, Trump Nyinyir dan Salahkan The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia -Presiden Amerika Serikat (AS)Donald Trump kembali bertitah melalui cuitannya di Twitter, kali ini "the chosen one" kembali memintah The Federal Reserve (The Fed) segera melonggarkan kebijakan moneter. Pernyataan Trump tersebut disampaikan merespons negatif yield obligasi Jerman tenor 30 tahun.

"Germany sells 30 year bonds offering negative yields. Germany competes with the USA. Our Federal Reserve does not allow us to do what we must do. They put us at a disadvantage against our competition. Strong Dollar, No Inflation! They move like quicksand. Fight or go home!" kutip Trump semalam (23/8/19). 

Ancaman kembali dilontarkan Trump seiring dengan posisi tingkat imbal hasil (yield) obligasi Jerman tenor 10 tahun yang sudah berada di bawah nol, tepatnya -0,64% karena tingkat suku bunga Negara Panser tersebut sudah berada di level 0% sejak 2016 silam.

Di sisi lain, saat ini suku bunga AS masih berada di rentang 2%-2,25% dengan yield obligasi tenor serupa pada 1,64%. Yield adalah tingkat pengembalian investasi yang mencerminkan kupon yang akan didapat investor yang dikaitkan dengan harga pembelian obligasi tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Julukan 'the chosen one', atau manusia pilihan dewa dan Tuhan, bukanlah cemoohan dari pihak musuhnya bahkan justru keluar dari mulut suami Melania Knauss Trump tersebut di depan wartawan ketika ditanyakan tentang perkembangan perang dagang dengan China.  


Kata-kata itu dilontarkan ketika berpaling dari sekelompok wartawan yang sedang mewawancarainya, ditambah drama menengadahkan muka ke langit seakan sedang menerima wahyu dari surga. Dalam cuitannya, Trump juga menggarisbawahi bahwa leletnya reaksi The Fed terhadap pemangkasan suku bunga juga berimbas pada kecepatan langkah AS yang akhirnya lebih lambat dibanding Jerman dan berdampak dalam bermanuver mencari pendanaan. Sebagai catatan, suku bunga Jerman sudah berada di 0% sejak 2016 dan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri 10 tahun juga sudah negatif sejak Maret tahun ini. Biasanya, yield obligasi akan turun ke bawah level suku bunga karena fungsi dan kodratnya sebagai instrumen yang risikonya setara dengan keberadaan pemerintahan negara tersebut, atau bahkan sering dianggap tanpa risiko (zero risk instrument) karena dijamin sepenuhnya oleh pemerintah. Kemarin, Jerman juga semakin selangkah lebih jauh daripada AS dengan lebih dulu mengambil manuver untuk menerbitkan obligasi pemerintah berkupon nol persen, atau biasa disebut zero coupon bond. Langkah tersebut diambil Jerman karena skema pembayarannya dapat membuat si penerbit tidak perlu membayarkan kupon secara rutin.

Tingkat pengembalian investasi baru dibayarkan ketika pokok obligasinya ditebus ketika surat utang tersebut jatuh tempo. Meskipun selalu menyalahkan The Fed akibat langkah hati-hati yang dianggap tidak responsif terhadap kebutuhan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam, pemberitaan di sebuah televisi swasta AS menunjukkan bahwa janji-janji ekonomi Trump juga tidak benar-benar amat. 

Janji-janji kampanye Trump juga tidak ditaati bahkan lebih jelek. Defisit tahun berjalan dinyatakan sudah naik 25% dari posisi tahun lalu, dan akan bertambah Rp 1 triliun tahun depan. Penerimaan pajak mereka juga diprediksi akan lebih rendah US$ 430 miliar dari target pemerintah.

Di sisi lain, belanja pemerintah pun naik US$ 1,7 triliun. Defisit APBN mereka pun ditengarai naik menjadi 4,7% terhadap PDB, dibanding 2,4% dari PDB pada 2015.

 Ya, boleh saja kita tidak setuju dengan Trump, tetapi demi menjaga kemaslahatan ekonomi dunia menghadapi ancaman perlambatan ekonomi, dalam hal ini bolehlah kita mendukung supaya The Fed lebih agresif ke depannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/hps)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Yield Obligasi Jerman Minus, Trump Nyinyir dan Salahkan The Fed"

Post a Comment

Powered by Blogger.