Ada Risiko Resesi, Pilih Reksa Dana atau Saham Ya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan pasar telah membawa sorak-sorai kepada investor. Kekhawatiran resesi pun menjadi perhatian besar bagi mereka.Tidak hanya para investor para pemula pun menjadi gelisah khususnya bagi mereka yang ingin berinvestasi. Presiden Direktur Sucornvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana mengatakan bahwa tidak ada cara untuk mengetahui berapa lama laju pasar saat ini akan berlanjut.
Para investor muda yang masih bingung antara memilih reksa dana atau saham sebaliknya, perhatikan kembali porsi waktu yang mereka miliki.
"Sebenarnya balik lagi dengan waktu yang dia punya. Misalnya, kita mau reksa dana saham karena emergency dirasa cukup bagus tapi kalau kita punya waktu tiba-tiba mengamati resesi sudah selesai dan saham naik kita bisa bisa memilih saham dengan cara beta," ujar Jemmy saat program Investime CNBC Indonesia dikutip Minggu (6/10)
Dia menuturkan bahwa salah satu manfaat mengetahui beta saham adalah investor dapat menilai level sensitivitas suatu saham dengan risiko pasar yang ada.
Sehingga pada saham yang naik maka indeks nya juga ikut naik lebih banyak. Umumnya hal tersebut terjadi pada saham perbankan.
Selain itu, pada saat marketnya naik saham Beta tinggi naik nya juga cukup signifikan. Kendati demikian, bila timing nya tidak tepat bukan tidak mungkin saham yang perbankan tersebut turunnya juga lebih jauh daripada indeks.
Namun untuk pemilihan, lagi-lagi balik lagi pada investor apakah memilih saham langsung atau reksa dana. "Biasanya kalau ke saham langsung akan berisiko lebih tinggu daripada reksa dana sebab kalau reksa dana dibatasi minimum 10 persen dari portofolio dan risiko juga sudah diatur," papar dia. (hoi/hoi)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Risiko Resesi, Pilih Reksa Dana atau Saham Ya?"
Post a Comment