Presiden Brasil Jadi Biang Kerok Terbakarnya Hutan Amazon?
Jakarta, CNBC Indonesia - Hutan hujan Amazon, wilayah yang menghasilkan sejumlah besar oksigen dunia, terbakar parah selama beberapa hari terakhir.Menurut Lembaga Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) telah terjadi lebih dari 74.000 kebakaran sepanjang tahun ini. Jumlah ini meningkat sebanyak 84% dari periode yang sama pada tahun 2018. Bahkan lembaga itu menyebut tingkat kebakaran kali ini merupakan yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 2013.
"Sebagai perbandingan, terjadi 40.136 kebakaran di wilayah itu tahun lalu. Tahun terburuk kedua adalah 2016, dengan 68.484 kebakaran." Kata lembaga itu, megutip Global News.
Hutan hujan Amazon disebut sebagai paru-paru dunia dikarenakan menghasilkan lebih dari 20% oksigen untuk seluruh dunia. Luas amazon mencapai 670 juta hektar. Sebagian besar wilayah Amazon ini dimiliki Brasil (60%), yang merupakan rumah bagi lebih banyak spesies daripada tempat lain di planet ini.
INPE mengatakan kebakaran hutan lumrah terjadi di wilayah itu saat musim panas. Namun, kejadian kali ini bukan hanya disebabkan bencana alam. Para ilmuwan pun mengatakan kebakaran hutan di Amazon tidak alami. Deforestasi atau penggundulan hutan dianggap sebagai faktor utama dari tingginya tingkat kebakaran.
Aktivis lingkungan juga mengatakan kebakaran hutan disebabkan oleh kebijakan tidak jelas dalam menangani lingkungan hutan yang diambil Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Bolsonaro mendukung proyek-proyek pembangunan seperti jalan raya dan bendungan listrik tenaga air di Amazon.
Foto: Amazon (dok. NASA)
|
Pemerintahannya juga mengurangi penyitaan kayu yang dipanen secara ilegal. Pada 2018 (di bawah pemerintahan sebelumnya), 883.000 kaki kubik kayu ilegal disita. Pada 15 Mei, lembaga pemerintah Bolsonaro hanya menyita 1.410 kaki kubik, Pacific Standard melaporkan.
Terlebih lagi, antara Januari hingga Mei, pemerintah Bolsonaro menurunkan jumlah denda yang dipungutnya untuk pelaku penggundulan hutan dan penambangan ilegal (turun 34% dari periode yang sama pada 2018). Ia juga menurunkan pemantauan kegiatan ilegal di hutan hujan.
Pada hari Selasa, ketika wartawan Reuters bertanya kepada Bolsonaro tentang tingkat rekor kebakaran yang tidak terkendali di Brasil, ia malah menjawab hal ini disebabkan kebiasaan 'queimada', yaitu tahun ketika para petani dengan sengaja menggunakan api untuk membersihkan lahan.
"Saya dulu disebut Kapten Chainsaw. Sekarang saya Nero, membakar Amazon," kata Bolsonaro. "Tapi ini musim queimada."
Sementara itu, data dari INPE juga menunjukkan bahwa sejak Bolsonaro menjabat pada bulan Januari, jumlah deforestasi telah melonjak. Mengutip laporan BBC News, Bolsonaro memecat kepala INPE karena menganggap data deforestasi lembaga itu tidak akurat. Bolsonaro bahkan mengatakan kebakaran itu disengaja oleh organisasi non-pemerintah yang kesal karena pendanaannya dihentikan.
Selain itu, para ilmuwan menyebut aktivitas manusia mulai dari pertanian, pertambangan, hingga pengeboran turut memperburuk situasi sekarang ini.
Di Brasil, para peternak sapi bisa dengan sengaja menebangi hutan untuk membuka peternakan. Namun, sering kali dilakukan secara ilegal. Bahkan, sebagian besar hutan di wilayah Mato Grosso dan Para telah banyak digunduli warga untuk pertanian.
World Wildlife Fund (WWF) memperkirakan, lebih dari seperempat Amazon akan kehilangan pohon pada tahun 2030 jika laju deforestasi saat ini berlanjut.
Menurut laporan The Guardian yang dikutip Science Alert, pada bulan Juli tingkat deforestasi di Amazon dalam satu bulan mencapai rekor tertinggi. Luas hutan Amazon telah menyusut sebesar 1.345 kilometer persegi. Angka itu lebih dari dua kali luas kota Tokyo, Jepang.
Data dari satelit Brasil menunjukkan bahwa pohon Amazon berkurang sekitar seluas lapangan sepak bola setiap menitnya bulan lalu. Total area yang gundul di bulan Juli telah naik 39% dari bulan yang sama tahun lalu.
[Gambas:Video CNBC] (gus/gus)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden Brasil Jadi Biang Kerok Terbakarnya Hutan Amazon?"
Post a Comment