3 Bulan Naik 57% dan Berujung Transaksi Jumbo Saham TBIG
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada perdagangan kemarin ditransaksikan dalam nilai yang sangat besar dan terjadi di pasar negosiasi. Belum ada keterbukaan informasi yang menjelaskan siapa pihak-pihak bertransaksi menjual saham tersebut dalam jumlah yang sangat besar tersebut.Hingga penutupan perdagang kemarin, Rabu (2/10/2019), harga saham TBIG naik 1,63% ke level Rp 6.250/unit. Total volume saham yang ditransaksikan mencapai 286,46 juta unit senilai Rp 286,46 miliar di pasar reguler.
Jika digabungkan dengan transaksi di pasar negosiasi total nilai transaksi tercatat mencapai Rp 1,66 triliun. Ada transaksi di pasar negosiasi sebesar Rp 1,29 triliun.
Transaksi dilakukan melalui Credit Suisse Sekuritas sebagai broker penjual dan Mahakarya Artha Sekuritas sebagai pihak pembeli. Lalu ada beberapa transaksi lain yang dilakukan melalui Ciptadana Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas.
TBIG pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI pada 26 Oktober 2010, pas genap 9 tahun. Harga saham yang ditawarkan pada saat IPO senilai Rp 2.025/unit.
Kinerja saham TBIG dalam tiga bulan terakhir melaju kencang. Kenaikkan saham TBIG tersebut naik 57,04%.
TBIG merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi tersbesar. Berdasarkan annual report 2018 tercatat memiliki sekitar 15.032 lokasi menara dengan jumlah penyewaan mencapai 25.518.
Kabar terkini dari emiten menara telekomunikasi ini adalah rencana penerbitan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.
Menurut rencana, dana hasil penerbitan obligasi akan dipakai untuk melunasi utang jatuh tempo dan ekspansi usaha.
Dalam prospektus yang dipublikasi di media massa, Senin (23/9/2019), Tower Bersama akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rabu, 30 September 2019 mendatang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mengenai rencana transaksi tersebut.
Surat utang (notes) tersebut nantinya akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura yang ditujukan kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, yaitu investor global.
Jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak diterbitkan dan jatuh tempo pembayaran bunga setiap 6 bulan. Bunga notes ini ditetapkan maksimal 6% per tahun dengan bunga tetap.
Ekspansi yang akan dilakukan tersebut meliputi perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan perijinan, desain infrastruktur dan konstruksi, instalasi jaringan dan manajemen proyek tower telekomunikasi, perluasan jaringan hingga pemeliharaan site selama masa penyewaan infrastruktur.
Nilai rencana transaksi ini setara 274,9% dari nilai ekuitas perseroan hingga Juni 2019. Tercatat, ekuitas perseroan pada paruh pertama tahun ini Rp 3,34 triliun. Karena nilai rencana transaksi tersebut lebih dari 50% dari nilai ekuitas, maka harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB Oktober mendatang.
Menilik dari sisi kinerja keuangan perseroan, pada Juni 2019, Tower Bersama membukukan pendapatan Rp 2,27 triliun, naik 8,8% dari periode Juni 2018 sebesar Rp 2,07 triliun.
Laba bersih yang dapat diatribusikan terhadap entitas induk pada Juni 2019 sebesar Rp 382,12 miliar, terkoreksi 4,97% dari periode sama tahun lalu Rp 402,12 miliar.
Tower Bersama Terbitkan Obligasi Rp 750 M
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "3 Bulan Naik 57% dan Berujung Transaksi Jumbo Saham TBIG"
Post a Comment